Bersama dua anak kandungnya yang tak dapat kita tolak kelahirannya, kebebasan dan HAM, arus modernitas terus bergerak cepat ke depan. Sementara, umat Islam tetap berada dalam keadaan stagnan. Akibatya, realitas kebudayaan kaum Muslimin di seluruh dunia termarginalisasi. Tradisi dan kebiasaan-kebiasaan mereka dicabik-cabik dan digerus oleh proses modernitas. Bahkan, di banyak negara Islam, umat Islam menjadi sasaran pembodohan dan pemiskinan bangsa-bangsa maju.
Lantas, bagaimana kaum muslimin menjawab klaim diri bahwa “Islam adalah unggul dan tak bisa diungguli”, di tengah amuk gelombang paling gila bernama modernisme itu? Bagaimana pula kaum muslimin dapat membuktikan klaim bahwa “Hukum Islam itu selaras dengan perkembangan zaman”?
Buku ini merekam dengan sangat baik dinamika pemikiran Islam tradisional, yaitu kalangan intelektual muda NU dan pesantren, di tengah gempuran dahsyat modernisme dalam satu dasawarsa ini. Realitas-realitas yang terjadi di kalangan kaum Muslimin tersebut ditatap dengan tajam dan keprihatinan yang penuh oleh generasi muda yang progresif itu. Semua itu dilakukan dalam rangka agar kaum Muslimin mampu berdiri tegak di atas kaki agama Islam di tengah cengkeraman modernisme.
Ketebalan: 344 halaman
ISBN: 978-602-7696-78-5
Penerbit: Ircisod
Berat: 0,35 kg